Sakit maag atau dalam bahasa medis disebut dengan dispepsia adalah gangguan pencernaan yang cukup umum terjadi dan digambarkan sebagai perasaan tidak nyaman atau nyeri di perut bagian atas. Rasa sakit itu mungkin datang dan pergi, tetapi hampir selalu terjadi. Mereka yang mengidapnya mungkin merasa terlalu kenyang setelah makan atau terlalu kenyang untuk menghabiskan makanannya.
Orang dari segala usia bisa terkena sakit maag, tetapi gaya hidup modern seperti yang dilakukan milenial kerap membuat penyakit ini jadi lebih rentan terjadi. Lantas, gaya hidup ala milenial apa yang jadi faktor penyebab dispepsia?
Pola makan sehat dan seimbang dapat meningkatkan kesehatan kamu secara keseluruhan dan membantu dalam menangani penyakit dan kondisi medis tertentu, seperti masalah pencernaan. Namun, tampaknya sebagian milenial kerap sulit untuk memulai atau mempertahankan pola makan sehat.
Misalnya, pengidap dispepsia sebaiknya menghindari minuman berkarbonasi dan bersoda, makanan dan minuman berkafein, minuman beralkohol, makanan yang mengandung kandungan sitrat tinggi, seperti pada jeruk, tomat, dan produk yang terbuat dari tomat, makanan berminyak, dan makanan berlemak atau pedas. Makanan dan minuman yang mengandung kafein harus dikurangi atau dihindari karena keberadaan kafein merangsang produksi asam lambung yang berlebihan.
Studi diet dispepsia mengungkapkan bahwa makanan, seperti acar, sosis, cuka, saus bolognes, teh, biji-bijian, minuman ringan, cabai merah, pasta, pizza, dan makanan asin memperburuk gejala gangguan pencernaan. Ini adalah makanan yang mungkin jadi favorit milenial. Sementara itu, ada beberapa makanan yang mungkin kurang diminati milenial, misalnya apel, roti, permen batu, madu, yoghurt, biji jintan, kurma, kenari. Padahal makanan tadi ampuh meredakan dispepsia.
Selain jenis makan, milenial juga kerap memiliki kebiasaan makan yang buruk yang membuatnya rentan alami sakit maag. Misalnya, saat makan mereka seharusnya menciptakan suasana yang tenang dan santai, dan makan dalam jumlah kecil, serta mengunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh. Kadang karena sempitnya waktu akibat pekerjaan, aturan ini jadi terlupakan.
Faktor penting yang menyebabkan gangguan pencernaan adalah kesehatan mental. Kecemasan dan stres menyebabkan ketidaknyamanan pada perut. Perasaan cemas membuat sistem saraf menjadi terlalu aktif, sehingga mengalihkan komponen berharga dari sistem pencernaan.
Laju pencernaan berkurang karena produksi enzim pencernaan alami dan asam lambung terpengaruh secara negatif. Orang tersebut mungkin mengembangkan kebiasaan makan terlalu cepat, melewatkan makan, atau tidak mengunyah dengan benar, atau mungkin menunjukkan gejala gangguan pencernaan lainnya.
Meskipun peran stres dalam dispepsia tidak langsung, tetapi hal itu mungkin mendasari beberapa gejala gangguan pencernaan. Pikiran yang stres seperti karena pekerjaan akan menyebabkan kecemasan, kekhawatiran, atau lekas marah dan dapat mengakibatkan insomnia. Kemudian, jika seseorang kurang tidur, pikirannya menjadi stres. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan nyeri otot, sakit kepala, dan pusing. Ketegangan otot dapat meningkatkan tekanan pada perut dan memicu mulas.
Jika gangguan pencernaan disebabkan oleh stres, teknik pengelolaan stres, misalnya konseling, latihan relaksasi, praktik meditasi seperti yoga, dan pernapasan bisa menolong. Berlatih yoga untuk pengidap sakit maag akan membantu menjaga keseimbangan metabolisme. Saat melakukan postur yoga tertentu, aliran darah ke bagian tubuh tertentu dibatasi sehingga akan memiliki efek yang baik untuk pencernaan.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Produk terkait :