Attention deficit hyperactive disorder (ADHD) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas merupakan sebuah gangguan perilaku yang sering ditemui pada usia anak-anak.
ADHD merupakan gangguan jangka panjang, biasanya diikuti dengan gejala khas berupa perilaku impulsif, kurang perhatian dan hiperaktif yang jika diabaikan, kondisi ini bisa berisiko mengganggu hingga menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan perilaku hiperaktif dan sulit berkonsentrasi. Sayangnya, banyak orang tua tidak mengenali gejala ADHD pada anak. Gangguan perilaku ini kebanyakan baru terdeteksi oleh guru saat anak memasuki usia sekolah.
Tanda dan Gejala ADHD Pada Anak
Perhatian anak dengan ADHD sangat mudah teralihkan oleh hal lain. Misalnya, anak sedang makan, kemudian ada sesuatu yang lewat, maka perhatiannya akan sangat mudah teralih. Hal ini sering terjadi dan orang tua biasanya mengalami kesulitan untuk mengontrol kebiasaan anak tersebut.
Anak dengan ADHD sulit untuk mengerjakan tugas sampai selesai. Sebab, perhatiannya mudah teralihkan, cepat bosan, dan kesulitan untuk mempertahankan konsentrasinya.Hal ini dapat terjadi di rumah ataupun di sekolah, sehingga anak dengan ADHD memiliki prestasi belajar yang kurang baik.
Anak ADHD sifatnya sangat aktif di dalam rumah atapun di luar rumah. Anak ADHD dapat digambarkan memiliki energi tanpa batas. Misal dapat berlari ke sana kemari, gemar memanjat barang, dan juga mengacaukan sesuatu. Orang tua cenderung mengalami kesulitan untuk meminta anak agar tetap tenang.
Saat jam pelajaran, anak biasanya suka berjalan-jalan ke meja lain dan mengganggu temannya. Guru akan kesulitan untuk meminta anak duduk atau diam mengikuti arahan di kelas.
Anak dengan ADHD akan bicara terus-menerus tanpa henti. Bahkan, anak cenderung mengucapkan atau membicarakan hal-hal tidak penting.
Anak dengan ADHD dapat ditandai dengan emosi yang sering meledak-ledak. Kondisi ini terjadi ketika keinginannya tidak dituruti. Anak menjadi mudah marah sehingga menimbulkan perilaku eksplosif seperti melempar barang dan lain-lain.
Anak yang mengalami ADHD akan sulit untuk bekerja sama dan menunggu giliran saat bermain dengan anak-anak lainnya di kelas. Mereka tidak akan sabar menunggu dan berharap untuk segera memainkan games tersebut.
Akibat kurang kemampuan untuk fokus, anak dengan ADHD biasanya pelupa. Mereka akan sering lupa saat sedang mengerjakan hal-hal yang harus diselesaikan.
Gejala terakhir ADHD pada anak adalah kurang sadarnya mereka ketika ada bahaya di sekitar atau sedang melakukan sesuatu yang berbahaya.
Ikan kembung dan ikan salmon termasuk ikan dengan kandungan omega-3 yang cukup tinggi.
Anda dapat memberikan telur yang telah difortifikasi omega-3 pada anak ADHD. Telur jenis ini mengandung lemak esensial yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, sekaligus menguatkan daya tahan tubuh. Telur juga mengandung protein yang dipercaya dapat meningkatkan konsentrasi pada anak dengan ADHD.
Susu mengandung kalsium. Zat ini berguna untuk merangsang pembentukan hormon dan menjaga kesehatan sistem saraf anak dengan ADHD.
Produk Terkait :