Di Indonesia, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua pada wanita setelah kanker leher rahim. Kanker payudara diartikan sebagai pertumbuhan sel secara abnormal di dalam organ payudara. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko.
Faktor risiko bisa muncul dari gaya hidup atau kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker dalam tubuh. Namun, memiliki faktor risiko bukan berarti Anda pasti mengalami kanker payudara. Hanya saja, kemungkinan terjadinya menjadi lebih besar.
Kanker payudara terdiri dari beberapa stadium yakni stadium I-IV. Kemungkinan untuk sembuh bagi seseorang dengan kanker payudara sangat besar, jika sel kanker bisa dideteksi sedini mungkin, sehingga dapat ditangani segera.
Semakin terlambatnya kanker payudara terdeteksi, kemungkinan penyembuhan kanker payudara semakin kecil. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini agar penanganan kanker payudara dapat dilakukan lebih dini sehingga kemungkinan kesembuhan akan semakin besar.
FAKTOR RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA
Gen merupakan mesin penggerak kehidupan manusia pada level terkecil. Fungsinya memberi kode pada berbagai protein yang diperlukan untuk kelangsungan sel. Sifat pembawa kanker juga dapat diwariskan melalui kerusakan gen tertentu. Adanya perubahan pada gen tertentu seperti BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Proses penuaan merupakan faktor risiko terbesar terjadinya kanker payudara. Karena, semakin lama kita hidup, semakin banyak peluang terjadinya kerusakan genetik (mutasi) di dalam tubuh. kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan genetik pun juga berkurang.
Merokok dapat membuat tubuh terpapar berbagai zat berbahaya. Paparan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara. Penelitian menemukan, merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara yang signifikan, terutama pada wanita yang mulai merokok selama masa remaja.
Salah satu hormon yang diduga berperan dalam pertumbuhan sel adalah estrogen dan progesteron. Estrogen dapat merangsang pertumbuhan sel berjalan lebih cepat. Menggunakan terapi hormon seperti pil KB atau saat menopause lebih dari 5 tahun meningkatkan risiko kanker payudara.
Wanita dengan berat badan berlebih atau indeks massa tubuh lebih dari 25 memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang mempertahankan berat badan ideal. Risiko yang lebih tinggi tersebut disebabkan oleh sel lemak yang dapat memproduksi estrogen.
GEJALA KANKER PAYUDARA
Keluarnya cairan berwarna hijau dari puting. Selain ASI, bila ada cairan yang keluar dari puting dan disertai dengan gejala lainnya maka patut dicurigai sebagai gejala kanker payudara.
Salah satu gejala lain kanker payudara adalah perubahan warna kulit payudara menjadi merah, lebih gelap, atau lebih terang dari kulit di sekitarnya. Selain itu, perubahan pori yang lebih besar juga harus diwaspadai. Dalam istilah medis, pelebaran pori tersebut disebut sebagai peau d’orange atau perubahan yang menyerupai kulit jeruk.
Sel-sel kanker bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut di dalam payudara, yang akhirnya menarik puting ke arah dalam. Kondisi ini bisa dijadikan gejala yang merujuk pada kanker payudara.
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
Cara mencegah kanker payudara adalah dengan menerapkan SADARI. SADARI adalah teknik pemeriksaan payudara yang sederhana dan dapat dilakukan sendiri. Teknik ini mudah dan dapat dipraktikkan teratur satu bulan sekali. Anda perlu mengenali adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara Anda. Selain itu, Anda juga perlu merasakan apakah terdapat benjolan pada payudara ketika Anda merabanya. Apabila pada perabaan dijumpai adanya benjolan atau ada benjolan yang dirasakan membesar, segera ke dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Produk Terkait: