Kebal terhadap rasa sakit juga perlu diwaspadai. Pasalnya, ada masalah kesehatan yang membuat pengidapnya tidak merasakan sakit atau merasakan sakit "palsu". Kondisi ini disebut neuropati perifer.

Neuropati perifer adalah gangguan yang terjadi ketika sistem saraf perifer atau sistem saraf tepi tidak berfungsi karena rusak atau hancur.Sistem saraf tepi adalah sistem saraf yang menghubungkan saraf dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke seluruh tubuh. Ini termasuk lengan tangan, telapak kaki, tungkai, organ dalam mulut Wajah

Penyebab Neuropati Perifer

Neuropati perifer bukan penyakit tunggal, melainkan kerusakan saraf yang disebabkan oleh sejumlah kondisi. Kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan neuropati perifer, antara lain:

  • Diabetes. Lebih dari setengah pengidap diabetes mengembangkan beberapa jenis neuropati.
  • Infeksi. Baik oleh virus atau bakteri, seperti penyakit Lyme, herpes zoster, virus Epstein-Barr, hepatitis B dan C, kusta, difteri, dan HIV.
  • Gangguan Bawaan. Seperti penyakit Charcot-Marie-Tooth.
  • Tumor. Pertumbuhan tumor ganas dan jinak dapat berkembang pada saraf atau saraf tekan.
  • Gangguan Sumsum Tulang. Seperti protein abnormal dalam darah, suatu bentuk kanker tulang (myeloma), limfoma, dan amiloidosis.
  • Penyakit Autoimun. Seperti sindrom Sjorgen, lupus, rheumatoid arthritis, sindrom Guillan-Barre, radang kronis demielinasi polineuropati, dan vaskulitis.

 

 

 

Gejala Neuropati Perifer Bervariasi

Gejala tergantung pada bagian saraf tepi yang terkena. Berikut penjelasannya:

  • Neuropati motorik, terjadi akibat adanya gangguan pada saraf yang mengontrol gerakan tubuh. Gejalanya berupa kedutan, kram atau lemah otot, penurunan massa otot, serta kaki lunglai dan mudah terjatuh saat berjalan.
  • Mononeuropati, terjadi akibat cedera pada salah satu saraf tepi. Gejalanya berupa penglihatan ganda (sulit fokus), nyeri tungkai, jari tangan terasa lemah atau kesemutan, (pada pengidap carpal tunnel syndrome/CTS), dan salah satu sisi wajah lumpuh (pada pengidap bell's palsy).
  • Neuropati otonom, terjadi pada saraf yang mengendalikan kinerja otot tak sadar. Misalnya pada saluran pencernaan, kandung kemih, dan tekanan darah. Gejalanya berupa takikardia, sulit menelan, perut kembung, sering sendawa, mual, sering buang air kecil, hipotensi ortostatik, jarang berkeringat, disfungsi seksual, serta diare.
  • Neuropati sensorik, terjadi akibat gangguan pada saraf yang mengirim sinyal sensasi sentuhan, suhu, atau nyeri. Gejalanya berupa kesemutan, tidak bisa merasakan perubahan suhu (terutama di kaki), gangguan keseimbangan dan koordinasi tubuh, muncul rasa nyeri tertusuk atau terasa panas, serta mudah sakit meski hanya tersentuh sedikit.

 

Cara mengatasi gejala Neuropati

Meski sebagian besar sindrom neuropati tidak dapat sembuh total (irreversible), Anda bisa mengelola gejalanya untuk membantu mencegah kerusakan lebih lanjut dengan menerapkan gaya hidup sehat, rajin berolahraga dan menjalani pengobatan medis.

 

Pencegahan Neuropati

Langkah pencegahan terhadap neuropati juga tergantung pada penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Untuk mencegah neuropati diabetik, perlu dilakukan pencegahan terhadap penyakit diabetes itu sendiri.

Beberapa pola hidup sehat yang dapat dilakukan antara lain:

  • Memperbanyak konsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan makanan tinggi protein
  • Berolahraga secara teratur, setidaknya 5 kali seminggu selama 30 menit untuk memperkuat otot-otot tubuh
  • Menggunakan alat pelindung diri di tempat kerja untuk mencegah neuropati akibat gerakan berulang di tempat kerja
  • Mencegah gerakan yang dapat menyebabkan kerusakan saraf, termasuk gerakan berulang.

Produk Terkait : 

Noni Plus

Chlorophyll Plus

Spirulina