Toksin adalah semua zat yang tidak diperlukan tubuh dan akan membahayakan jika menumpuk di dalam tubuh. Toksin bisa berasal dari luar tubuh (eksogeneus) dan dari dalam tubuh (endogenus).
Sumber toksin dari luar antara lain logam berat, zat kimia berbahaya (kimia industri, rokok, pestisida, zat aditif berbahaya, polutan), obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba.
Sumber toksin dari dalam adalah sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebih saat stress, gangguan fungsi hormon, dan mikroba penyakit yang sudah ada dalam tubuh.
Toksin tersebut dapat bersifat larut air dan larut lemak, namun yang lebih membahayakan adalah toksin larut lemak, karena toksin jenis ini lebih sulit dihilangkan daripada toksin larut air.
Toksin larut air akan dihilangkan oleh tubuh melalui darah dan penyaringan di ginjal. Sedangkan, toksin larut lemak akan diolah dahulu di hati hingga menjadi jenis toksin larut air. Setelah itu baru akan dikeluarkan tubuh. Namun karena sebagian besar toksin itu larut lemak, dan sulit dihilangkan, maka toksin tersebut akan tinggal dalam sel lemak selama bertahun-tahun.
Apa Akibat Penumpukan Toksin?
Apapun yang masuk ke dalam tubuh kita, jika tidak dapat digunakan tubuh kita secara nutrisi, akan diperlakukan sebagai toksin. Disadari atau tidak, dari hari ke hari tubuh kita terus menabung toksin yang berasal dari makanan yang kita makan, dari air yang kita minum, dan bahkan dari udara yang kita hirup. Toksin akan bersirkulasi di dalam darah dan getah bening, merusak sel serta jaringan sekitarnya, dan akhirnya menyebabkan penyakit kronis, yang tidak hanya mempengaruhi fisik tetapi juga mental.
Gejala Penumpukan Toksin?
Bila Anda memiliki sejumlah gejala berikut, bisa terkait penumpukan toksin yang terjadi pada tubuh Anda.
1. Kelelahan dengan gangguan tidur dan pikiran kacau
2. Gangguan suasana hati, seperti depresi, kecemasan,
ketakutan, dan kemarahan, kurang konsentrasi (mudah lupa)
3. Nyeri otot dan nyeri sendi
4. Masalah pada sinus, hidung berair, lingkaran hitam di bawah
mata
5. Sakit kepala dengan nyeri pada leher dan bahu
6. Perut kembung, bergas, perih atau mulas.
7. Iritasi usus, tinja berbau busuk, susah BAB, dan urin gelap
8. Perubahan berat badan dan kehilangan kekencangan otot
9. Pilek (flu) berulang, dan infeksi yang menetap
10. Kemandulan dan kurangnya gairah seks
11. Penuaan dini dan kelemahan
12. Penumpukan cairan dan kelebihan berat badan
13. Masalah kulit, iritasi, jerawat dan sariawan
14. Nafas dan badan bau yang tidak sedap
15. Masalah sirkulasi darah, lemak darah tinggi, denyut jantung
tidak beraturan
16. Menderita penyakit kronis yang sulit disembuhkan dengan
obat kimia.
Secara alamiah, toksin akan dikeluarkan tubuh melalui aktivitas yang berpusat pada organ hati, bersama dengan ginjal, usus, paru-paru dan kelenjar keringat di kulit.
Namun bila toksin yang diproses sudah berjejalan penuh di organ hati, maka racun akan disimpan tubuh dalam sel lemak. Bila tidak dibuang, toksin akan tetap tinggal dalam sel lemak selama bertahun-tahun, yang bisa menyebabkan oksidasi atau terjadinya kerusakan radikal bebas. Radikal bebas bisa menimbulkan kerusakan sel, atau mengurangi kemampuan kerja sel sehingga menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit kronis lainnya seperti kegemukan, jantung, stroke, diabetes, tumor usus, kanker paru-paru, dan lain sebagainya.
Tumpukan toksin akan menurunkan kecepatan metabolisme, menurunkan kemampuan membakar lemak, dan memperlambat sinyal ke otak yang menandakan kalau perut sudah kenyang. Ini berarti, semakin banyaknya tumpukan toksin di dalam tubuh, maka akan semakin sulit menurunkan berat badan.
Baca Juga: Apa Itu Toksin dan Peradangan Tersamar